Kobe, Jepang – Dalam langkah yang mengejutkan, tiga eksekutif dari Yamaguchi-gumi, kelompok yakuza terbesar di Jepang, mengirimkan surat kepada kepolisian Prefektur Hyogo. Mereka berjanji untuk mengakhiri perseteruan wilayah dan tidak akan menyebabkan masalah lagi. Surat tersebut disampaikan langsung ke markas besar kepolisian di Kobe.
Yamaguchi-gumi, yang didirikan pada tahun 1915 di Kobe, telah lama terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal, termasuk pemerasan, prostitusi, serta perdagangan senjata dan narkoba. Pada tahun 2015, terjadi perpecahan internal yang signifikan, mengakibatkan pembentukan kelompok saingan, Kobe Yamaguchi-gumi. Perpecahan ini memicu lebih dari 150 insiden kekerasan di seluruh Jepang pada tahun sebelumnya, termasuk kasus penembakan yang jarang terjadi di negara dengan regulasi senjata api yang ketat.
Pemerintah Jepang menanggapi situasi ini dengan tindakan keras, menetapkan kedua kelompok tersebut sebagai organisasi kriminal berbahaya pada tahun 2020. Langkah ini melarang mereka menggunakan kantor geng dan berkumpul dalam kelompok yang terdiri dari lima orang atau lebih. Penindakan hukum yang ketat ini membuat operasional yakuza semakin sulit.
Selain tekanan hukum, minat generasi muda Jepang untuk bergabung dengan yakuza menurun drastis. Banyak yang lebih tertarik pada kelompok kriminal berbasis internet yang dikenal sebagai “tokuryu”. Akibatnya, jumlah anggota Yamaguchi-gumi menurun dari sekitar 14.100 pada tahun 2015 menjadi 6.900 pada akhir 2024. Sementara itu, Kobe Yamaguchi-gumi mengalami penurunan lebih tajam, dari 6.100 menjadi sekitar 320 anggota.
Meskipun memiliki sejarah panjang dalam aktivitas kriminal, yakuza juga dikenal terlibat dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan selama bencana alam di Jepang. Namun, janji terbaru mereka untuk mengakhiri pertikaian dan tidak menimbulkan masalah lagi menandai babak baru dalam dinamika kelompok kriminal ini di Jepang.
Pihak kepolisian Jepang menyambut baik inisiatif ini, namun tetap waspada dan akan terus memantau aktivitas kelompok-kelompok tersebut untuk memastikan komitmen mereka benar-benar dilaksanakan.