Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, dikabarkan berencana melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia yang mencapai sekitar US$15 juta atau setara Rp252 miliar. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis dalam memperkuat posisi geopolitik dan ekonomi Arab Saudi di kawasan Timur Tengah.
Berikut lima alasan utama di balik keputusan ini:
1. Mendorong Rekonstruksi Suriah
Melunasi utang Suriah dapat membuka akses bagi negara tersebut untuk menerima bantuan internasional guna membangun kembali infrastruktur dan perekonomian yang hancur akibat konflik berkepanjangan. Dengan demikian, Arab Saudi dapat berperan aktif dalam proses rekonstruksi Suriah.
2. Memperbaiki Hubungan Diplomatik
Setelah hampir satu dekade hubungan yang tegang, langkah ini dapat menjadi sinyal positif untuk memulihkan hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Suriah. Pendekatan ini sejalan dengan upaya Arab Saudi untuk memperkuat stabilitas regional.
3. Menunjukkan Kepemimpinan Regional
Sebagai salah satu negara berpengaruh di Timur Tengah, Arab Saudi dapat memperkuat posisinya dengan menunjukkan kepedulian terhadap stabilitas dan pembangunan negara-negara tetangga. Melunasi utang Suriah dapat dilihat sebagai langkah konkret dalam arah tersebut.
4. Mengurangi Pengaruh Negara Lain
Dengan membantu Suriah, Arab Saudi dapat mengurangi ketergantungan negara tersebut pada bantuan dari negara-negara lain yang memiliki kepentingan berbeda di kawasan, sehingga dapat menyeimbangkan pengaruh geopolitik.
5. Meningkatkan Citra Internasional
Langkah ini dapat meningkatkan citra Arab Saudi di mata komunitas internasional sebagai negara yang proaktif dalam mendukung perdamaian dan pembangunan di kawasan yang dilanda konflik.
Secara keseluruhan, rencana pelunasan utang Suriah oleh Arab Saudi mencerminkan strategi yang mempertimbangkan aspek kemanusiaan, diplomatik, dan geopolitik untuk memperkuat peran dan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.