Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, sejumlah moda transportasi publik di Ibu Kota seperti Transjakarta, LRT Jakarta, dan MRT Jakarta menghadirkan inovasi ramah perempuan dengan menyediakan pintu khusus bagi penumpang wanita. Langkah ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama para pengguna transportasi umum yang selama ini menginginkan ruang aman dan nyaman di tengah padatnya mobilitas kota.
Inisiatif ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga wujud nyata dari komitmen pemerintah dan penyedia layanan transportasi untuk memberikan kenyamanan dan keamanan ekstra bagi penumpang perempuan.
Pintu Masuk Khusus Wanita, Aman dan Terpantau
Menurut informasi resmi dari masing-masing operator, pintu khusus wanita ini akan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas, baik dalam bentuk papan penanda maupun pengumuman suara. Di beberapa titik, bahkan tersedia petugas wanita yang berjaga untuk memastikan sistem berjalan dengan lancar dan tertib.
Pada armada Transjakarta, penumpang wanita diarahkan untuk naik melalui pintu depan dan duduk di bagian khusus wanita yang telah lama diberlakukan di bus koridor utama. Sementara itu, di stasiun MRT dan LRT, pintu gerbong khusus wanita kembali diintensifkan dengan sosialisasi yang lebih masif.
“Ini bukan sekadar simbolisasi Hari Kartini, tetapi bagian dari transformasi layanan kami agar lebih inklusif dan berorientasi pada perlindungan terhadap kelompok rentan, terutama perempuan,” ujar Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat.
Dukung Mobilitas Perempuan Aktif
Kehadiran pintu khusus ini juga disambut baik oleh para komuter wanita. Banyak dari mereka menyatakan bahwa langkah ini membantu menciptakan ruang yang lebih nyaman dan mengurangi rasa khawatir ketika bepergian sendirian, terutama di jam-jam sibuk.
“Ide ini keren banget. Saya merasa lebih aman, apalagi kalau harus pulang malam dari kantor,” kata Reni, karyawan swasta yang rutin menggunakan MRT dari Fatmawati menuju Bundaran HI.
Lebih dari sekadar fasilitas fisik, langkah ini mencerminkan upaya nyata untuk memberdayakan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi yang aman dan nyaman membuka lebih banyak peluang bagi kaum perempuan untuk aktif berkegiatan tanpa rasa takut.
Apresiasi dan Harapan
Banyak aktivis dan komunitas perempuan memberi apresiasi terhadap kebijakan ini. Mereka berharap langkah baik ini tidak berhenti di Hari Kartini saja, tapi dilanjutkan dengan kebijakan jangka panjang yang memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna wanita secara menyeluruh, termasuk pelaporan pelecehan, CCTV aktif, hingga pelatihan sopan santun bagi seluruh staf transportasi publik.
“Momentum Kartini ini penting, tapi lebih penting lagi jika kita bisa menjadikannya titik awal kebijakan jangka panjang yang inklusif,” ujar Nurul Sari, penggiat perempuan dari komunitas Jakarta Aman.
Penutup
Hari Kartini tahun ini menjadi momentum yang bermakna dalam upaya mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan gender ke dalam layanan publik. Penyediaan pintu khusus wanita di Transjakarta, LRT, dan MRT bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga langkah kecil yang merefleksikan penghargaan terhadap perjuangan perempuan dan keinginan membangun ruang kota yang ramah untuk semua.
Semoga semangat Kartini terus menjadi inspirasi untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman, adil, dan setara bagi perempuan di mana pun mereka berada.