Vatikan – Dunia kembali berduka. Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia yang dikenal dengan kesederhanaan dan kasih sayangnya kepada kaum kecil, telah dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. Prosesi pemakaman berlangsung penuh khidmat pada Sabtu pagi waktu setempat, dihadiri oleh ribuan peziarah, kepala negara, serta para pemimpin agama dari seluruh dunia.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus mengguncang hati umat Katolik dan masyarakat luas. Tokoh besar yang sepanjang masa kepemimpinannya menekankan pentingnya cinta kasih, toleransi, dan keadilan sosial itu meninggalkan jejak mendalam yang tak mudah dilupakan.
Pilihan untuk memakamkan beliau di Santa Maria Maggiore bukan tanpa makna. Sejak awal masa kepausannya, Paus Fransiskus menunjukkan kedekatan khusus dengan basilika kuno ini. Bahkan, salah satu tindakan pertamanya setelah terpilih menjadi Paus pada tahun 2013 adalah mengunjungi dan berdoa di hadapan ikon Maria “Salus Populi Romani”, pelindung rakyat Roma, yang tersimpan di dalamnya. Selama bertahun-tahun, setiap kali akan melakukan perjalanan apostolik ke luar negeri, Fransiskus hampir selalu singgah untuk berdoa di tempat suci ini.
Upacara pemakaman dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal. Dalam homilinya, Kardinal Re mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang “menghidupi Injil dalam keseharian, mengajarkan dunia untuk memeluk kasih tanpa batas, terutama kepada mereka yang terpinggirkan.”
Ribuan orang berbaris di sepanjang jalan menuju basilika, beberapa membawa lilin, rosario, atau bendera dari berbagai negara. Tangis haru pecah ketika peti jenazah sederhana — sebagaimana dikehendaki Paus Fransiskus semasa hidup — diusung masuk ke dalam Basilika, disambut lagu-lagu doa yang menggetarkan jiwa.
Santa Maria Maggiore kini menjadi tempat peristirahatan terakhir seorang Paus yang telah mengubah wajah Gereja Katolik di abad ke-21. Banyak umat menilai, warisan yang ditinggalkan Fransiskus tidak hanya berupa reformasi di tubuh Gereja, tetapi juga sebuah panggilan bagi seluruh umat manusia untuk lebih peduli terhadap sesama, lingkungan hidup, dan keadilan sosial.
Presiden Italia, Perdana Menteri Spanyol, hingga Sekretaris Jenderal PBB turut menyampaikan penghormatan mereka. Dalam pernyataan resminya, Paus Fransiskus dipuji sebagai “jembatan antara agama dan budaya, pembawa damai di tengah dunia yang penuh perpecahan.”
Kepergian Paus Fransiskus menjadi akhir dari sebuah babak bersejarah dalam perjalanan Gereja Katolik modern. Namun, semangat dan teladan hidupnya akan terus bergema, menuntun jutaan orang untuk tidak pernah lelah berbuat kebaikan di dunia ini.