Tel Aviv — Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat setelah kelompok Houthi yang berbasis di Yaman meluncurkan serangan rudal yang menghantam area sekitar Bandara Ramon, Israel selatan, pada Jumat malam (2/5). Akibat insiden tersebut, delapan orang dilaporkan mengalami luka-luka, dua di antaranya dalam kondisi serius.
Serangan ini menandai eskalasi signifikan dari konflik regional yang sebelumnya terpusat di Yaman dan Laut Merah, dan kini menjangkau wilayah udara Israel secara langsung. Bandara Ramon, yang terletak di dekat kota resor Eilat di pesisir Laut Merah, sempat ditutup sementara pasca-ledakan untuk memastikan keamanan dan mengevakuasi korban.
“Ledakan terdengar keras, kaca-kaca pecah, dan orang-orang berteriak panik. Kami tak pernah menyangka rudal bisa mencapai sejauh ini,” ujar Avi Mor, seorang saksi mata yang berada di ruang tunggu saat serangan terjadi.
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan udara Iron Dome sempat mendeteksi keberadaan rudal, namun tidak berhasil mencegat semua proyektil. Sejumlah serpihan menghantam kawasan sekitar bandara, termasuk area parkir dan jalur kendaraan logistik. Delapan korban luka segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat menggunakan helikopter militer.
Jurubicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penilaian kerusakan dan mempertimbangkan opsi balasan yang proporsional terhadap serangan tersebut. “Ini adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan Israel. Kami tidak akan diam,” ujarnya dalam konferensi pers.
Kelompok Houthi mengklaim serangan ini sebagai bagian dari solidaritas terhadap rakyat Palestina dan respons atas keterlibatan Israel dalam konflik di Gaza. Melalui saluran media resmi mereka, mereka menyatakan akan terus melanjutkan “serangan terhadap target-target militer dan strategis” di wilayah Israel jika apa yang mereka sebut sebagai “agresi” tidak dihentikan.
Serangan ini menuai kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang menyatakan kekhawatiran bahwa konflik di kawasan kini berpotensi melebar menjadi perang regional terbuka. Pemerintah Mesir dan Yordania juga mendesak semua pihak menahan diri dan menghindari aksi yang bisa memperburuk instabilitas.
Bandara Ramon sendiri merupakan bandara alternatif kedua setelah Ben Gurion di Tel Aviv dan sering digunakan dalam situasi darurat atau sebagai pengalihan penerbangan. Meski tak mengalami kerusakan parah, otoritas penerbangan sipil Israel telah mengalihkan sejumlah jadwal penerbangan untuk sementara waktu.
Situasi di lokasi kini dilaporkan berangsur kondusif setelah pasukan keamanan dan unit penjinak bom menyisir area yang terdampak. Namun demikian, status siaga tinggi masih diberlakukan di seluruh wilayah udara selatan Israel.