Tel Aviv – April 2025. Sebuah kontroversi diplomatik kembali mengguncang hubungan antara Israel dan Prancis setelah Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melontarkan pernyataan kasar terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui media sosial. Penyebabnya: dukungan resmi Prancis terhadap pengakuan Negara Palestina dalam forum internasional.
Pernyataan Yair, yang dikenal vokal dan kerap kontroversial di media sosial, dinilai melecehkan dan tidak diplomatis, terutama mengingat posisinya sebagai figur publik yang masih memiliki pengaruh besar di kalangan sayap kanan Israel. Dalam unggahannya, Yair menyebut Macron sebagai “pemimpin yang munafik” dan menuding Prancis “bersekongkol dengan terorisme” karena mendukung kedaulatan Palestina.
Reaksi Internasional: Teguran hingga Seruan Klarifikasi
Kecaman pun datang dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri Prancis, yang menganggap pernyataan Yair sebagai bentuk penghinaan terhadap lembaga negara sahabat. Dalam pernyataan resminya, Paris menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah bagian dari kebijakan luar negeri Prancis yang konsisten, yakni solusi dua negara yang damai dan berkelanjutan.
“Tidak semestinya putra pemimpin negara menyerang kepala negara lain secara pribadi. Ini mencederai nilai-nilai demokrasi dan diplomasi,” ujar juru bicara Kemenlu Prancis dalam konferensi pers, Jumat (11/4).
Beberapa diplomat senior Israel yang enggan disebutkan namanya juga menyayangkan pernyataan tersebut, karena berpotensi memperburuk hubungan bilateral dan menciptakan tekanan diplomatik bagi PM Netanyahu sendiri.
Netanyahu Bungkam, Istana Elysee Pantau Situasi
Menariknya, hingga berita ini diturunkan, Perdana Menteri Netanyahu belum memberikan tanggapan resmi. Ketidakmauan sang ayah untuk mengecam atau meluruskan pernyataan anaknya memicu spekulasi: apakah ini memang mencerminkan sikap politik internal Netanyahu, atau semata-mata tindakan impulsif pribadi Yair?
Sementara itu, sumber dari Istana Elysee menyebut bahwa Prancis saat ini tengah “menganalisis dampak retoris tersebut” dan mempertimbangkan langkah diplomatik selanjutnya. Termasuk kemungkinan pemanggilan duta besar Israel untuk memberikan klarifikasi.
Siapa Yair Netanyahu?
Yair Netanyahu bukan sosok asing di jagat politik Israel. Meski tak memegang jabatan resmi di pemerintahan, ia sering menjadi suara ideologis garis keras yang menyerang pihak-pihak pro-Palestina, media internasional, bahkan warga Israel yang kritis terhadap ayahnya.
Kicauan-kicauannya di Twitter (sekarang X) kerap menjadi sumber kontroversi. Ia juga pernah menyebut warga Arab Israel sebagai “ancaman dari dalam,” yang memicu gelombang kecaman dari organisasi hak asasi manusia.
Pengakuan Negara Palestina: Isu Lama yang Kembali Memanas
Pengakuan resmi terhadap Negara Palestina telah menjadi perdebatan panjang di kancah internasional. Prancis, bersama beberapa negara Eropa lainnya, akhir-akhir ini menunjukkan tanda-tanda akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka secara lebih aktif — langkah yang ditentang keras oleh pemerintah Israel.
Bagi Israel, pengakuan semacam itu dianggap sebagai tindakan sepihak yang merusak proses negosiasi langsung antara kedua pihak. Sebaliknya, bagi banyak negara Eropa, pengakuan tersebut dianggap sebagai bentuk tekanan untuk menghentikan aneksasi dan kekerasan di wilayah pendudukan.