Anggota DPR RI sekaligus tokoh politik Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membuat publik terkejut setelah mengungkap adanya dugaan ancaman pembunuhan terhadap dirinya. Meski ancaman tersebut mengundang perhatian luas, Dedi memilih untuk tidak buru-buru membawa persoalan itu ke jalur hukum. Keputusannya untuk tidak langsung melapor ke polisi menimbulkan beragam tanggapan, namun mantan Bupati Purwakarta ini mengaku ingin menenangkan diri dan berpikir jernih sebelum mengambil langkah hukum.
Ancaman yang Mengusik, Tapi Tak Menggoyahkan
Dalam pernyataan resminya kepada media, Dedi Mulyadi mengaku menerima ancaman yang sifatnya sangat serius, baik melalui pesan langsung maupun kanal komunikasi pribadi lainnya. Meski tidak memerinci isi pesan tersebut secara gamblang, Dedi menyebut bahwa ancaman itu cukup membuatnya harus mengambil waktu untuk berpikir.
“Kalau saya langsung ambil tindakan hukum, saya khawatir keputusan saya emosional. Saya mau tenang dulu, melihat ini dari sisi yang lebih luas,” kata Dedi dalam pernyataan tertulisnya.
Langkah ini mencerminkan sikap kehati-hatian politisi yang dikenal vokal dalam menyuarakan isu-isu rakyat. Ia menyebut bahwa setiap tindakan harus diambil dengan kepala dingin, agar tak justru memperkeruh suasana.
Dukungan dan Seruan dari Publik
Keputusan Dedi untuk belum melapor ke polisi menuai berbagai respons dari masyarakat, aktivis, dan rekan-rekan politiknya. Sebagian besar menyarankan agar Dedi segera menempuh jalur hukum demi keamanan pribadi dan memberi sinyal tegas bahwa tindakan intimidasi semacam itu tidak bisa dibiarkan.
Tokoh masyarakat Jawa Barat, serta beberapa pengamat hukum menilai bahwa sekalipun Dedi memilih untuk menenangkan diri, dokumentasi dan bukti ancaman sebaiknya tetap diamankan. Pasalnya, ancaman terhadap tokoh publik bukan hanya soal pribadi, tetapi bisa berdampak pada rasa aman publik secara luas.
Sikap Tenang yang Sudah Jadi Karakter
Dedi Mulyadi bukan tokoh baru di panggung politik Indonesia. Ia dikenal memiliki pendekatan yang khas: tenang, membumi, dan dekat dengan masyarakat kecil. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga aktif di media sosial, kerap mengangkat cerita-cerita kehidupan warga dari pelosok kampung yang ia temui langsung.
Tak heran jika ia memilih untuk tidak gegabah menanggapi ancaman, meskipun potensi bahayanya tak bisa diremehkan. Menurut Dedi, keamanan memang penting, namun penyikapan yang emosional bisa mengaburkan esensi dari kasus itu sendiri.
“Saya sedang berdialog dengan diri sendiri. Ini bukan perkara takut atau tidak, tapi lebih pada mencari waktu yang tepat agar semua langkah saya bisa memberi dampak yang positif,” ujarnya.
Polisi Siap Bertindak Jika Dibutuhkan
Meski Dedi belum melapor, pihak kepolisian sudah menyatakan kesiapan untuk menindaklanjuti bila laporan resmi masuk. Kepolisian juga mengingatkan bahwa setiap bentuk ancaman terhadap keselamatan warga negara adalah tindakan yang melanggar hukum dan harus diusut tuntas.
“Kalau yang bersangkutan melapor, tentu kami akan tindak lanjuti sesuai prosedur yang berlaku. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh ancaman semacam itu,” kata seorang pejabat di kepolisian daerah Jawa Barat.