New Delhi – Pemerintah India tengah bersiap menggelar latihan pertahanan sipil berskala nasional, sebuah manuver yang dinilai banyak pihak sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan domestik di tengah meningkatnya ketegangan regional, khususnya dengan Pakistan.
Latihan yang diberi nama “Operation Suraksha 2025” ini dijadwalkan berlangsung bulan depan dan akan melibatkan ratusan ribu warga sipil, petugas keamanan dalam negeri, serta lembaga penanggulangan bencana. Beberapa kota besar seperti Mumbai, Delhi, dan Amritsar akan menjadi titik utama simulasi.
Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri India, latihan ini bertujuan untuk “mengasah respon masyarakat sipil dalam situasi darurat nasional, termasuk skenario serangan udara, sabotase, dan ancaman biologis.” Namun di balik narasi tersebut, para analis keamanan melihat konteks yang lebih tajam: India sedang bersiap menghadapi potensi eskalasi konflik dengan Pakistan.
Ancaman Regional yang Terus Membayangi
Hubungan antara India dan Pakistan kembali memanas dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah insiden penembakan lintas batas di wilayah Kashmir yang disengketakan. Pemerintah India menuding militer Pakistan terlibat dalam mendukung kelompok militan yang melakukan penyusupan ke wilayah Jammu dan Kashmir.
Kementerian Pertahanan India bahkan menyebut bahwa ada peningkatan tajam dalam aktivitas drone dan intelijen asing di sepanjang perbatasan Line of Control (LoC). Dalam konteks inilah, latihan pertahanan sipil dianggap sebagai bagian dari strategi menyeluruh untuk memperkuat kesiapan rakyat sipil dalam skenario konflik terbuka.
Latihan Skala Nasional yang Jarang Terjadi
Berbeda dari latihan militer yang rutin dilakukan angkatan bersenjata, latihan pertahanan sipil ini akan melibatkan simulasi evakuasi massal, penyediaan logistik darurat, pelatihan tanggap bencana, hingga penyebaran informasi dalam kondisi komunikasi terbatas. Para peserta dilatih untuk tidak hanya bertahan, tapi juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas sosial jika terjadi serangan.
“Kami ingin memastikan bahwa warga negara tidak hanya menjadi penonton saat krisis terjadi. Setiap individu punya peran dalam menjaga bangsa ini,” kata Rajiv Gauba, Sekretaris Kabinet Pemerintah India, dalam konferensi pers terbatas di New Delhi.
Sinyal Politik ke Islamabad?
Meski latihan ini secara resmi tidak ditujukan kepada negara tertentu, tajuk-tajuk utama media India menggarisbawahi bahwa Pakistan tetap menjadi ‘bayangan besar’ dalam setiap langkah antisipatif yang dilakukan New Delhi.
Pengamat hubungan internasional dari Jawaharlal Nehru University, Prof. Meena Chatterjee, menyebut bahwa latihan ini adalah bentuk diplomasi keras tanpa menggunakan peluru. “India mengirim pesan kepada Islamabad dan dunia bahwa rakyatnya siap, bukan hanya militernya. Ini adalah bentuk deterrence sipil yang belum pernah dilakukan sebelumnya secara terbuka,” katanya.
Respons Pakistan Masih Membisu
Hingga kini, tidak ada respons resmi dari pemerintah Pakistan terkait rencana latihan pertahanan sipil India. Namun beberapa sumber diplomatik menyebut bahwa Islamabad tengah memantau perkembangan ini dengan serius. Kemungkinan Pakistan akan menyiapkan langkah balasan berupa latihan militer gabungan atau uji coba senjata sebagai reaksi simbolik.
Menjaga Kesiapsiagaan atau Membangun Ketegangan?
Di dalam negeri, respons terhadap latihan ini beragam. Sebagian warga menyambut baik langkah pemerintah yang dinilai proaktif dalam menghadapi ancaman. Namun ada pula yang khawatir latihan semacam ini justru menciptakan ketegangan psikologis di tengah masyarakat, apalagi jika dilakukan dalam skala masif.
“Penting untuk waspada, tapi jangan sampai membuat rakyat hidup dalam ketakutan terus-menerus. Komunikasi publik harus jelas agar tidak terjadi kepanikan,” ujar Rakesh Singh, aktivis sipil dari Mumbai.