Jakarta — Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mengumumkan jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk periode 2024–2029. Susunan kepengurusan ini dirilis dalam konferensi pers di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Jumat (19/4), sebagai bagian dari langkah konsolidasi pasca-Pemilu 2024 dan persiapan menghadapi tantangan politik lima tahun ke depan.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dalam pernyataannya menegaskan bahwa komposisi baru ini merupakan hasil dari pertimbangan matang yang menyeimbangkan antara kader senior berpengalaman dan sosok-sosok muda potensial. “Kami ingin menunjukkan bahwa PAN tetap menjadi partai terbuka, dinamis, dan siap bertransformasi. Regenerasi bukan sekadar jargon, tapi komitmen nyata,” ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu.
Kombinasi Pengalaman dan Energi Baru
Dalam susunan terbaru, sejumlah nama lama tetap dipertahankan karena dinilai mampu menjaga stabilitas internal partai. Di sisi lain, beberapa tokoh muda turut diberi tempat strategis untuk memperkuat gerakan partai di kalangan pemilih milenial dan Gen Z — dua segmen pemilih yang makin signifikan secara elektoral.
Beberapa posisi kunci yang menarik perhatian antara lain:
- Ketua Harian DPP: Mulfachri Harahap
- Sekretaris Jenderal: Eddy Soeparno
- Bendahara Umum: Totok Daryanto
- Wakil Ketua Umum Bidang Pemuda dan Inovasi: Faldo Maldini
- Wakil Ketua Umum Bidang Komunikasi Politik: Bima Arya
Faldo, yang sebelumnya aktif sebagai juru bicara pemerintahan dan dikenal luas di kalangan muda, dipercaya akan membawa narasi segar dan pendekatan baru dalam komunikasi politik PAN. Sementara Bima Arya, Wali Kota Bogor yang kerap tampil progresif, dinilai mampu menjembatani komunikasi PAN dengan publik urban.
Perempuan dan Representasi Daerah
Kepengurusan baru ini juga memberikan ruang lebih besar bagi keterwakilan perempuan dan tokoh-tokoh dari daerah. Zulhas menyebut bahwa representasi bukan sekadar simbolik. “Kita tidak bisa bicara inklusifitas kalau struktur kita masih bias. Sekarang, keterlibatan perempuan meningkat tajam, dan kader-kader dari luar Jawa juga diberi porsi strategis,” katanya.
Beberapa tokoh perempuan yang masuk struktur antara lain:
- Yuni Astuti (Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
- Desy Ratnasari (Bidang Pendidikan dan Kebudayaan)
Selain itu, nama-nama dari Sumatera, Sulawesi, hingga Papua juga mengisi jabatan penting, menguatkan pesan bahwa PAN memang berskala nasional dalam praktik dan kebijakan internalnya.
Misi Besar Menuju 2029
Dengan telah rampungnya Pemilu 2024 dan PAN berhasil mempertahankan eksistensinya di parlemen, fokus partai kini beralih ke konsolidasi internal dan penguatan infrastruktur kaderisasi. “Target kami bukan hanya bertahan. Kami ingin tumbuh secara signifikan pada 2029, baik secara elektoral maupun kualitas kader,” tegas Eddy Soeparno, yang kembali dipercaya sebagai Sekjen.
PAN juga menyampaikan bahwa program pendidikan politik dan pembinaan kepemimpinan muda akan menjadi prioritas selama lima tahun ke depan. Salah satu agenda terdekat adalah peluncuran Akademi Amanat Muda — wadah pelatihan politik berbasis digital dan daerah.
Penutup: Politik, Inklusifitas, dan Harapan Baru
Susunan kepengurusan PAN periode 2024–2029 mencerminkan satu hal utama: partai ini tidak ingin tertinggal oleh perubahan zaman. Dengan memadukan tokoh-tokoh berpengalaman, figur muda dengan gagasan progresif, serta representasi daerah yang lebih kuat, PAN tampaknya siap menata ulang langkahnya.
Bagi publik dan pengamat politik, struktur baru ini adalah sinyal bahwa PAN tak ingin sekadar menjadi partai tengah yang ‘aman’ secara elektoral. Mereka ingin relevan, responsif, dan berpengaruh. Waktu akan membuktikan sejauh mana susunan baru ini bisa menjawab harapan kader dan masyarakat luas.