Jakarta – Pemerintah memastikan bahwa tidak ada bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditutup setelah Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi pada Jumat (22/3). Meskipun letusan gunung berapi tersebut menyebabkan hujan abu di sejumlah wilayah, operasional bandara tetap berjalan normal.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dalam keterangannya, menegaskan bahwa seluruh penerbangan dari dan menuju NTT tidak terdampak secara signifikan oleh aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi. “Kami telah melakukan pemantauan intensif dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Hingga saat ini, tidak ada bandara yang ditutup akibat erupsi,” ujarnya.
Pemantauan Ketat dan Evaluasi Berkala
Pihak otoritas penerbangan bekerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) serta PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) untuk memastikan kondisi udara tetap aman bagi penerbangan.
“Kami terus memantau pergerakan abu vulkanik melalui citra satelit dan laporan lapangan. Jika sewaktu-waktu ditemukan indikasi berbahaya bagi penerbangan, langkah mitigasi segera dilakukan,” tambahnya.
Meski demikian, otoritas bandara telah mengeluarkan imbauan kepada maskapai penerbangan dan pilot untuk mewaspadai sebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu jarak pandang serta merusak mesin pesawat.
Kondisi Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur mengalami letusan eksplosif dengan ketinggian kolom abu mencapai lebih dari 1.500 meter. Berdasarkan laporan PVMBG, aktivitas vulkanik masih terus dipantau, namun status gunung saat ini belum dinaikkan ke level lebih tinggi.
Masyarakat yang berada di sekitar gunung diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari otoritas terkait. Selain itu, warga diminta untuk mengenakan masker guna menghindari dampak buruk dari paparan abu vulkanik.