Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, akhirnya angkat bicara setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyetujui gencatan senjata selama 30 hari. Keputusan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Rusia serta berbagai upaya diplomatik yang dilakukan untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara kedua negara.
Zelensky: “Langkah Awal, Tapi Belum Cukup”
Dalam pernyataannya, Zelensky menyambut baik keputusan Rusia untuk menghentikan serangan selama satu bulan. Namun, ia menekankan bahwa langkah ini masih jauh dari penyelesaian konflik yang diharapkan oleh Ukraina.
“Kami mengapresiasi adanya penghentian sementara serangan, tetapi ini bukan akhir dari perjuangan kami. Ukraina tetap menginginkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan, bukan hanya jeda sementara dalam agresi,” ujar Zelensky dalam konferensi pers di Kyiv.
Tekanan Internasional dan Upaya Diplomatik
Keputusan Putin untuk menyetujui penghentian serangan ini diyakini tidak terlepas dari meningkatnya tekanan global. Sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, terus memperketat sanksi terhadap Rusia, sementara pertemuan diplomatik intensif dilakukan untuk mencari solusi damai.
Perwakilan PBB dan organisasi internasional lainnya juga dilaporkan terlibat dalam negosiasi yang berujung pada kesepakatan gencatan senjata ini. Sekjen PBB, António Guterres, menyebut langkah ini sebagai “kemajuan kecil tetapi signifikan” dalam upaya menghentikan peperangan yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.
Respons dari Rusia
Di pihak Rusia, Kremlin menyatakan bahwa penghentian serangan ini bertujuan untuk membuka jalan bagi perundingan lebih lanjut. Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa meskipun serangan dihentikan sementara, posisi Rusia dalam negosiasi tetap tidak berubah.
“Gencatan senjata ini adalah bagian dari pendekatan kami untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, tetapi kami tetap mengedepankan kepentingan nasional dan keamanan Rusia,” ujar Peskov.
Dampak terhadap Situasi di Lapangan
Gencatan senjata ini diharapkan memberikan kesempatan bagi warga sipil di wilayah konflik untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan. Sejumlah organisasi kemanusiaan, termasuk Palang Merah Internasional, menyatakan siap memanfaatkan momen ini untuk menyalurkan bantuan bagi korban perang di berbagai kota di Ukraina.
Namun, banyak pihak tetap skeptis terhadap komitmen Rusia dalam menghormati kesepakatan ini. Beberapa analis militer memperingatkan bahwa penghentian serangan bisa saja dimanfaatkan sebagai strategi untuk melakukan konsolidasi pasukan sebelum melancarkan serangan lebih besar di masa mendatang.
Masa Depan Konflik Ukraina-Rusia
Meskipun ada secercah harapan dengan adanya gencatan senjata, masa depan konflik Ukraina-Rusia masih belum jelas. Zelensky menegaskan bahwa Ukraina akan terus memperjuangkan kemerdekaannya dan tidak akan menyerah dalam upaya mempertahankan kedaulatan negara.
“Kami menginginkan perdamaian, tetapi bukan dengan mengorbankan integritas wilayah kami. Dunia harus tetap waspada dan terus menekan Rusia agar konflik ini benar-benar berakhir, bukan hanya ditunda,” tegas Zelensky. Dengan perkembangan terbaru ini, komunitas internasional kini menunggu apakah Rusia akan benar-benar menghormati kesepakatan tersebut atau jika konflik akan kembali memanas setelah 30 hari gencatan senjata berakhir.